"Jika kamu tidak sanggup menahan lelahnya belajar maka kamu harus sanggup menahan perihnya kebodohan" - Imam Syafi'i ___ "Setiap orang adalah guru, dan setiap rumah adalah sekolah" - Ki Hadjar Dewantara ___ "Orang-orang yang berhenti belajar akan menjadi pemilik masa lalu. Orang-orang yang masih terus belajar, akan menjadi pemilik masa depan" - Mario Teguh____ "Orang yang pesimis selalu melihat kesulitan di setiap kesempatan, tapi orang yang optimis selalu melihat kesempatan dalam setiap kesulitan" – Ali bin Abi Thalib

Label

Berbagi (49) Info (48) Sosialisasi (33) Belajar (28) Media Cetak (18) Pena (14) Motivasi (13) Vlog (9) Kemitraan (6) RPP (4)

Selasa, 20 Juli 2021

SWAB ANTIGEN


Swab Antigen dan Rapid Test Antigen adalah Tes yang Sama

Rapid test antigen dan swab antigen adalah jenis tes yang sama. Disebut rapid test antigen, karena tes untuk mendeteksi virus corona tersebut dapat memberikan hasil diagnosis yang cepat, yaitu hanya dalam waktu 15 menit.

Sementara yang lain menyebutnya dengan swab antigen, karena tes tersebut dilakukan dengan metode swab atau usap untuk mengambil sampel dari sekresi hidung dan tenggorokan. Namun, baik rapid test antigen maupun swab antigen adalah jenis tes antigen yang sama dan dirancang untuk mendeteksi protein tertentu dari virus yang memunculkan respons kekebalan tubuh.

Baca juga: Ketahui Perbedaan PCR, Rapid Tes Antigen dan Rapid Tes Antibodi
Mengenal Rapid Test Antigen

Tes antigen adalah tes imun yang berfungsi untuk mendeteksi keberadaan antigen virus tertentu yang menunjukkan adanya infeksi virus saat ini. Rapid test antigen biasanya digunakan untuk mendiagnosis patogen pernapasan, seperti virus influenza dan respiratory syncytial virus (RSV). Namun, Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) memberikan otorisasi penggunaan darurat (EUA) untuk tes antigen sebagai tes untuk mengidentifikasi SARS-CoV-2.

Tes antigen juga relatif murah dan dapat digunakan di tempat-tempat perawatan. Alat yang sudah diotorisasi ini juga dapat memberikan hasil diagnosis dalam waktu sekitar 15 menit. Namun, rapid test antigen umumnya kurang akurat dibandingkan tes virus yang mendeteksi asam nukleat dengan menggunakan polymerase chain reaction (PCR) atau disebut juga tes PCR. Meski begitu, rapid test antigen atau disebut dengan swab antigen membantu menyaring orang-orang untuk mengidentifikasi mereka yang membutuhkan tes yang lebih pasti.



Bagaimana Cara Kerja Rapid Test Antigen?

Antigen adalah molekul yang mampu menstimulasi respons imun. Molekul tersebut dapat berupa protein, polisakarida, lipid, atau asam nukleat. Tiap antigen memiliki fitur permukaan yang berbeda yang dikenali oleh sistem kekebalan.

SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan COVID-19, memiliki beberapa antigen yang diketahui, termasuk nukleokapsid fosfoprotein dan spike glikoprotein. Rapid test antigen dapat mengungkapkan bila seseorang saat ini sedang terinfeksi patogen seperti virus SARS-CoV-2. Berbeda dengan tes PCR yang mendeteksi keberadaan materi genetik, rapid test antigen mendeteksi protein atau glikan, yaitu seperti protein lonjakan yang ditemukan di permukaan SARS-CoV-2.

Rapid test antigen bekerja paling baik ketika orang tersebut dites pada tahap awal terkena infeksi SARS-CoV-2, di mana beban virus umumnya paling tinggi. Tes ini juga bermanfaat untuk mendiagnosis orang-orang yang diketahui memiliki risiko besar untuk terpapar virus corona.

Rapid test antigen juga digunakan sebagai tes skrining di mana pengujian berulang dapat dengan cepat mengidentifikasi orang yang terinfeksi SARS-CoV-2, sehingga tindakan pencegahan penularan infeksi dapat segera dilakukan. Namun, bila hasilnya didapati positif, dokter masih perlu melakukan tes PCR untuk memastikan diagnosis.


Kamis, 08 Juli 2021

Pusdatin Rancang Model Pembelajaran Berbasis TV-E dan Radio Suara Edukasi untuk PAUD Dikdasmen






PAUDPEDIA - Penyelenggaraan siaran TV Edukasi (TVE) dan Radio Suara Edukasi (SE) sudah semakin berkembang baik dari sisi produksi konten maupun teknologi dan distribusi penyiarannya. Pemanfaatan kedua media tersebut sayangnya masih belum terdokumentasi dengan baik sehingga perlu difasilitasi dengan adanya model pembelajaran yang dapat mewadahi pemanfaatan TV Edukasi maupun Radio Suara Edukasi.

Pandemi yang berlangsung hampir 1 tahun memaksa perubahan di berbagai bidang termasuk pendidikan dan pembelajaran, untuk itu berbagai permasalahan perlu digali dan diberikan solusi khususnya dari aspek teknologi pembelajaran yang menjadi salah satu tugas dari Pusat Data dan Teknologi Informasi (Pusdatin) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).

“Sayangnya, belum semua Guru dan Tenaga Kependidikan memanfaatkan secara optimal sarana, prasarana dan fasilitas yang ada dalam jaringan TV Edukasi dan juga Radio Edukasi,” ujar Guru SD Bina Putra Surabaya dan Sahabat Rumah Belajar Jawa Timur, Salma Nadia dalam Penyusunan Rancangan Model Pembelajaran Berbasis Pemanfataan TV E dan Radio Suara untuk Jenjang PAUD Dikdasmen di Jakarta, Selasa (20/4).

Menurut Salma, banyak aplikasi pembelajaran di TV Edukasi dan Radio Edukasi yang bisa diterapkan dalam dunia pendidikan namun kurang disentuh guru dan tenaga pendidik. “Rumah Belajar menjadi pilihan kami di sekolah karena gratis. Pembelajaran online merupakan bentuk pembelajaran atai pelatihan jarak jauh dengan memanfaatkan teknologi telekomunikasi dan informasi, misalnya internet. Adanya bantuan kuota data dari Pusdatin memungkinkan kami melakukan pemmbelajaran online lebih leluasa,” ujarnya.

Dikatakan, pembelajaran online menghubungkan peserta didik dengan sumber belajarnya yang secara fisik terpisah atau bahkan berjauhan namun dapat saling berkomunikasi, berinteraksi atau berkolaborasi. Pembelajaran online merupakan inovasi pendidikan untuk menjawab tantangan akan ketersediaan sumber belajar yang variatif. Keberhasilan dari suatu model ataupun media pembelajaran tergantung dari sumber daya manusianya.

Keuntungan penggunaan pembelajaran online adalah pembelajaran bersifat mandiri dan interaktivitas yang tinggi, mampu meningkatkan tingkat ingatan, memberikan lebih banyak pengalaman belajar, dengan teks, audio, video dan animasi yang semuanya digunakan untuk menyampaikan informasi, dan juga memberikan kemudahan menyampaikan, memperbarui isi, mengunduh, para siswa juga bisa mengirim email kepada siswa lain, mengirim komentar pada forum diskusi, memakai ruang chat, hingga linkvideoconference untuk berkomunikasi langsung.

Rumah Belajar dengan berbagai fitur yang ada, memudahkan siswa maupun guru dalam memeroleh sumber belajar selain lewat buku. Keberadaan Rumah Belajar diharapkan mampu memenuhi kebutuhan untuk pembelajaran. Dengan jargon: Belajar di mana saja, kapan saja, dengan siapa saja, Rumah Belajar sangat mudah diakses. Begitu di-klik, langsung muncul halaman pertama dengan berbagai menu pilihan kelompok materi belajar.

Pada menu Fitur Utama terdapat empat konten, yaitu Sumber Belajar, Kelas Maya, Laboratorium Maya, dan Bank Soal. Sedangkan pada menu Fitur Pendukung terdapat enam konten, yaitu Peta Budaya, Buku Sekolah Elektronik, Wahana Jelajah Angkasa, Karya Bahasa dan Sastra, Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan, dan Edugame.

Tanpa sambungan internet di kelas pun, pembelajaran dengan konten dari Rumah Belajar tetap dapat dilaksanakan. Caranya, pendidik mengunduh materi terlebih dulu melalui gawai yang berkoneksi internet. Lalu, hasil undungan itu disimpan dalam alat penyimpan data, sepertiflashdisk/USB, atau compact disc (CD). Dalam kelas, materi tersebut ditayangkan dengan proyektor LCD secara luring (offline). Dengan cara demikian itu, kelas yang tidak terakses internet pun dapat memanfaatkan konten Rumah Belajar.

Perancangan Model

Pusdatin Kemendikbud sesuai Peraturan Menteri Nomor 45 Tahun 2019, Pusat Data dan Teknologi Informasi mempunyai tugas melaksanakan penyiapan kebijakan teknis, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pengelolaan data dan statistik serta pengembangan dan pendayagunaan teknologi informasi bidang pendidikan dan kebudayaan.

Ketua Kegiatan Perancangan Model Pembelajaran Berbasis Pemanfaatan TV Edukasi dan Radio Suara Edukasi, Sri Indah Suryaningsih menjelaskan salah satu tugas dalam hal pendayagunaan teknologi informasi bidang pendidikan dan kebudayaan, Pusdatin mengembangkan model–model pembelajaran inovatif berbasis pemanfaatan siaran TV Edukasi dan Suara Edukasi yang diharapkan sesuai dengan kebutuhan pengguna, yaitu peserta didik, tenaga pendidik, pemangku kepentingan, dan masyarakat pada umumnya.

Untuk itu, lanjutnya diperlukan adanya perancangan sebagai langkah awal dalam tahapan pengembangan model pembelajaran. Perancangan model merupakan tahapan lanjutan dari kegiatan sebelumnya yaitu analisis kebutuhan. Berdasarkan latar belakang tersebut, Pusdatin Kemendikbud menyelenggarakan Kegiatan Perancangan Model Pembelajaran Berbasis Pemanfaatan TV Edukasi dan Radio Suara Edukasi.

Secara umum, kegiatan ini bertujuan menyusun dokumen rancangan pengembangan model pembelajaran berbasis pemanfaatan TV Edukasi dan Radio Suara Edukasi. Secara khusus, kegiatan ini bertujuan menyusun dokumen rancangan pengembangan model pembelajaran berbasis pemanfaatan TV Edukasi dan Radio Suara Edukasi jenjang: PAUD–TK, SD sederajat, SMP sederajat, SMA sederajat dan SMK sederajat.

Penulis : Eko

Editor : Hammam


Pusdatin Rancang Model Pembelajaran Berbasis TV-E dan Radio Suara Edukasi untuk Jenjang PAUD Dikdasmen Eko Schoolmedia Selasa, 20 April 2021 | 15:05 WIB 184



Schoolmedia News Jakarta - Penyelenggaraan siaran TV Edukasi (TVE) dan Radio Suara Edukasi (SE) sudah semakin berkembang baik dari sisi produksi konten maupun teknologi dan distribusi penyiarannya. Pemanfaatan kedua media tersebut sayangnya masih belum terdokumentasi dengan baik sehingga perlu difasilitasi dengan adanya model pembelajaran yang dapat mewadahi pemanfaatan TV Edukasi maupun Radio Suara Edukasi.

Pandemi yang berlangsung hampir 1 tahun memaksa perubahan di berbagai bidang termasuk pendidikan dan pembelajaran, untuk itu berbagai permasalahan perlu digali dan diberikan solusi khususnya dari aspek teknologi pembelajaran yang menjadi salah satu tugas dari Pusat Data dan Teknologi Informasi (Pusdatin) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).

“Sayangnya, belum semua Guru dan Tenaga Kependidikan memanfaatkan secara optimal sarana, prasarana dan fasilitas yang ada dalam jaringan TV Edukasi dan juga Radio Edukasi,” ujar Guru SD Bina Putra Surabaya dan Sahabat Rumah Belajar Jawa Timur, Salma Nadia dalam Penyusunan Rancangan Model Pembelajaran Berbasis Pemanfataan TV Edukasi dan Radio Edukasi di Jakarta, Selasa (20/4).

Menurut Salma, banyak aplikasi pembelajaran di TV Edukasi dan Radio Edukasi yang bisa diterapkan dalam dunia pendidikan namun kurang disentuh guru dan tenaga pendidik. “Rumah Belajar menjadi pilihan kami di sekolah karena gratis. Pembelajaran online merupakan bentuk pembelajaran atai pelatihan jarak jauh dengan memanfaatkan teknologi telekomunikasi dan informasi, misalnya internet. Adanya bantuan kuota data dari Pusdatin memungkinkan kami melakukan pemmbelajaran online lebih leluasa,” ujarnya.

Dikatakan, pembelajaran online menghubungkan peserta didik dengan sumber belajarnya yang secara fisik terpisah atau bahkan berjauhan namun dapat saling berkomunikasi, berinteraksi atau berkolaborasi. Pembelajaran online merupakan inovasi pendidikan untuk menjawab tantangan akan ketersediaan sumber belajar yang variatif. Keberhasilan dari suatu model ataupun media pembelajaran tergantung dari sumber daya manusianya.

Keuntungan penggunaan pembelajaran online adalah pembelajaran bersifat mandiri dan interaktivitas yang tinggi, mampu meningkatkan tingkat ingatan, memberikan lebih banyak pengalaman belajar, dengan teks, audio, video dan animasi yang semuanya digunakan untuk menyampaikan informasi, dan juga memberikan kemudahan menyampaikan, memperbarui isi, mengunduh, para siswa juga bisa mengirim email kepada siswa lain, mengirim komentar pada forum diskusi, memakai ruang chat, hingga linkvideoconference untuk berkomunikasi langsung.

Baca Juga : Tudingan Pemerintah Hilangkan Pendiri NU KH Hasyim Asyari di Kamus Sejarah Tidak Benar

Rumah Belajar dengan berbagai fitur yang ada, memudahkan siswa maupun guru dalam memeroleh sumber belajar selain lewat buku. Keberadaan Rumah Belajar diharapkan mampu memenuhi kebutuhan untuk pembelajaran. Dengan jargon: Belajar di mana saja, kapan saja, dengan siapa saja, Rumah Belajar sangat mudah diakses. Begitu di-klik, langsung muncul halaman pertama dengan berbagai menu pilihan kelompok materi belajar.

Pada menu Fitur Utama terdapat empat konten, yaitu Sumber Belajar, Kelas Maya, Laboratorium Maya, dan Bank Soal. Sedangkan pada menu Fitur Pendukung terdapat enam konten, yaitu Peta Budaya, Buku Sekolah Elektronik, Wahana Jelajah Angkasa, Karya Bahasa dan Sastra, Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan, dan Edugame.

Tanpa sambungan internet di kelas pun, pembelajaran dengan konten dari Rumah Belajar tetap dapat dilaksanakan. Caranya, pendidik mengunduh materi terlebih dulu melalui gawai yang berkoneksi internet. Lalu, hasil undungan itu disimpan dalam alat penyimpan data, sepertiflashdisk/USB, atau compact disc (CD). Dalam kelas, materi tersebut ditayangkan dengan proyektor LCD secara luring (offline). Dengan cara demikian itu, kelas yang tidak terakses internet pun dapat memanfaatkan konten Rumah Belajar.

Perancangan Model

Pusdatin Kemendikbud sesuai Peraturan Menteri Nomor 45 Tahun 2019, Pusat Data dan Teknologi Informasi mempunyai tugas melaksanakan penyiapan kebijakan teknis, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pengelolaan data dan statistik serta pengembangan dan pendayagunaan teknologi informasi bidang pendidikan dan kebudayaan.

Ketua Kegiatan Perancangan Model Pembelajaran Berbasis Pemanfaatan TV Edukasi dan Radio Suara Edukasi, Sri Indah Suryaningsih menjelaskan salah satu tugas dalam hal pendayagunaan teknologi informasi bidang pendidikan dan kebudayaan, Pusdatin mengembangkan model–model pembelajaran inovatif berbasis pemanfaatan siaran TV Edukasi dan Suara Edukasi yang diharapkan sesuai dengan kebutuhan pengguna, yaitu peserta didik, tenaga pendidik, pemangku kepentingan, dan masyarakat pada umumnya.

Untuk itu, lanjutnya diperlukan adanya perancangan sebagai langkah awal dalam tahapan pengembangan model pembelajaran. Perancangan model merupakan tahapan lanjutan dari kegiatan sebelumnya yaitu analisis kebutuhan. Berdasarkan latar belakang tersebut, Pusdatin Kemendikbud menyelenggarakan Kegiatan Perancangan Model Pembelajaran Berbasis Pemanfaatan TV Edukasi dan Radio Suara Edukasi.

Secara umum, kegiatan ini bertujuan menyusun dokumen rancangan pengembangan model pembelajaran berbasis pemanfaatan TV Edukasi dan Radio Suara Edukasi. Secara khusus, kegiatan ini bertujuan menyusun dokumen rancangan pengembangan model pembelajaran berbasis pemanfaatan TV Edukasi dan Radio Suara Edukasi jenjang: PAUD–TK, SD sederajat, SMP sederajat, SMA sederajat dan SMK sederajat.

Penulis : Eko Schoolmedia