"Jika kamu tidak sanggup menahan lelahnya belajar maka kamu harus sanggup menahan perihnya kebodohan" - Imam Syafi'i ___ "Setiap orang adalah guru, dan setiap rumah adalah sekolah" - Ki Hadjar Dewantara ___ "Orang-orang yang berhenti belajar akan menjadi pemilik masa lalu. Orang-orang yang masih terus belajar, akan menjadi pemilik masa depan" - Mario Teguh____ "Orang yang pesimis selalu melihat kesulitan di setiap kesempatan, tapi orang yang optimis selalu melihat kesempatan dalam setiap kesulitan" – Ali bin Abi Thalib

Label

Berbagi (49) Info (48) Sosialisasi (33) Belajar (28) Media Cetak (18) Pena (14) Motivasi (13) Vlog (9) Kemitraan (6) RPP (4)

Rabu, 09 Desember 2020

Sejarah Televisi Edukasi

 

Televisi yang merupakan media audio visual menjadi sarana penyampaian informasi yang efektif, karena kemampuan dalam penyampaian pesannya secara langsung dan cepat, serta bisa menyampaikan informasi dalam bentuk suara dan gambar. Televisi lebih banyak dipilih oleh khalayak sebagai sumber informasi karena keanekaragaman informasi yang disajikan seperti berita, hiburan, seni serta berbagai macam informasi lainnya.

TPI atau Televisi Pendidikan Indonesia pada awalnya dirancang menjadi stasiun televisi pendidikan dengan tayangan program-program pendidikan, untuk itu TPI bekerjasama dengan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, dalam hal ini Pustekkom (Pusat Teknologi Komunikasi dan Informasi) untuk memproduksi program-program pendidikan. Namun sebagai sebuah stasiun televisi swasta yang harus membiayai program acaranya sendiri, akhirnya sejak tahun 1995, tayangannya secara perlahan tapi pasti tayangannya menjadi tayangan program acara televisi yang bersifat komersial seperti film India, Acara dangdut dan berbagai program acara yang dianggap bisa menghasilkan iklan.

Setelah menghilangnya program acara pendidikan di TPI, pemerintah dalam hal ini Pustekkom Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, pada tahun 2004 meresmikan Televisi Edukasi, sebuah stasiun televisi yang khusus menayangkan program acara pendidikan (Kuswita, 2014:1).

Sejak tahun 2004 Departemen Pendidikan Nasional melalui Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan (Pustekkom) telah menyelenggarakan siaran Televisi Pendidikan melalui Televisi Edukasi. Televisi Edukasi memiliki visi “Menjadi siaran televisi pendidikan yang santun dan mencerdaskan”. Sedangkan misi Televisi Edukasi yaitu: (1) mencerdaskan masyarakat, (2) menjadi tauladan masyarakat, (3) menyebarluaskan informasi dan kebijakan kemdikbud, serta (4) mendorong masyarakat gemar belajar.

Program pada Televisi Edukasi antara lain meliputi: (1) pendidikan formal baik dari PAUD sampai perguruan tinggi, (2) pendidikan informal (agama, budaya, kesehatan, pendidikan karakter/budi pekerti, pertanian, peternakan, keterampilan, otomotif, dan lain-lain), (3) pendidikan non formal (program paket A, paket B, paket C, dan lain-lain), (4) informasi kebijakan kementerian pendidikan dan kebudayaan/ news, e-magazine, (5) program pendukung ujian nasional (siaran pendidikan interaktif untuk SD, SMP, SMA, dan sederajat), serta (6) program sertifikasi guru. Diantara program-program tersebut yang menjadi program unggulan siaran Televisi Edukasi yaitu:( 1) siaran pendidikan interaktif, (2) budaya, (3) kuis Kihajar, dan (4) ACI. Siaran pendidikan interaktif diluncurkan pertama kali pada tahun 2007. Program ini dirancang khusus untuk membantu siswa menghadapi ujian nasional dan ujian akhir semester.

Program budaya dibuat untuk mengangkat dan memperkenalkan budaya-budaya lokal yang ada agar dikenal luas oleh masyarakat. Sementara itu program Kuis Kihajar merupakan program yang diselenggarakan setiap tahun dalam rangka mensosialisasikan Televisi Edukasi kepada para siswa dengan cara mengajak siswa belajar sambil mengikuti kuis.

Program Televisi Edukasi dalam bentuk drama dapat dilihat pada serial drama ACI (Aku Cinta Indonesia). Program ini sangat terkenal pada era tahun 1980-an dan telah didigitalkan sehingga dapat ditonton kembali di Televisi Edukasi. Untuk menonton (mengakses) siaran TV Edukasi ini antara lain dapat melalui: (1). Satelit atau antenna parabola dengan frekuensi 3787 MHz untuk saluran 1 dan frekuensi 3805 MHz untuk saluran 2; (2). Streaming dengan alamat http://tve.kemdikbud.go.id; (3). Siaran TV internet berlangganan dengan alamat http://useetv.com; (4) . Siaran relay TVRI; (5). TVRI digital Jakarta; (6). Jaringan TV lokal di Indonesia.

Beberapa upaya Pustekkom untuk mensosialisasikan TV Edukasi selain dalam bentuk kuis seperti telah disebutkan sebelumnya yaitu melalui kegiatan pameran baik tingkat lokal maupun nasional. Selain kegiatan pameran, juga diadakan kegiatan sosialisasi dan fasilitasi pemanfaatan Televisi Edukasi (Kurniawati, 2013:309).




Sumber:

Kurniawati, Ika . 2013. Evaluasi Sistem TV Edukasi. Jurnal Teknodik Vol. 17 - Nomor 3, September 2013

Kuswita, Herry , 2014. Strategi Penyajian Program Pendidikan di Televisi Edukasi . Jurnal Komunikologi Volume 11 Nomor 1, Maret 2014  


Tidak ada komentar:

Posting Komentar